Marhaban Ya Ramadhan

MARHABAN YA RAMADHAN

Oleh: Suyanto,S.Ag. M.Pd.I.

Segala puji bagi Allah, Rabb alam semesta. kita dapat bertemu kembali dengan bulan Ramadhan, yaitu bulan yang penuh berkah Alloh SWT, bulan di mana umat Islam melaksanakan ibadah secara intensif dibandingkan hari-hari biasa, bulan  ramadhan merupakan bulan bersejarah karena Al-Qur’an diturunkan pertama kali kepada Nabi Muhammad saw di bulan tersebut. Marilah kita sambut kedatangan bulan suci ini dengan  dengan menggembirakan untuk semuanya ditengah-tengah wabah covid -19 seraya mengucapkan “Marhaban ya Ramadhan”.

Marilahita berusaha melaksanakan ibadah puasa Ramadhan tahun ini di tengah-tengah wabah covid-19, dengan penuh keimanan dan keikhlasan, semata-mata mengharap ridha Allah SWT. Kita laksanakan ibadah puasa sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw, semoga puasa kita diterima dan pada akhirnya mendapatkan derajat Muttaqin.

Momen ramadhan 1441 H tahun ini merupakan ramadhan yang memliki kesan tersendiri, yaitu ramadhan yang akan dilakukan ummat muslim ditengah wabah covid-19. Suasana duka akibat pandemic Covid-19 yang menyebar cepat, menyedot perhatian, emosi dan perasaan manusia. Banyak korban berguguran, disusul adanya di PHK dan yang akhir-akhir ini marak adalah isu meningkatnya kriminalitas.

Bagi ummat muslim meskipun dalam situasi wabah, namun harus  tetap diusahakan untuk menjalankan ibadah puasa ramadhan, dengan catatan jika tidak ada uzhur syar’i misalnya sakit, musafir dan lainnya.  Sudah sepatutnya ummat Islam bergembira menyambut puasa Ramadhan tahun ini   “Marhaban ya Ramadhan”  atas dasar iman dan penuh harap karena Allah. Kegembiraan mukmin dengan masuknya Ramadhan meskipun dalam situasi wabah covid 19 akan memberi nilai tambah luar biasa untuk mengisi amalan-amalan ibadah dibulan ramadhan dan memiliki harapan agar wabah segera hilang. Firman Alloh SWT dalam surat al-Insyirah ayat 5, “Maka sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan.

Amalan-amalan ibadah ramadhan bisa dimaksimalkan ketika dirumah, berkumpulnya keluarga dirumah menjadi momen yang istimewa untuk membangun dan semakin menguatkan hubungan antar anggota keluarga. Kegiatan-kegiatan yang  bisa dilakukan antara lain sema’an, membaca dan menghafal  al-qur’an, menonton taushiyah ramadhan bersama.

Harapan merupakan pemicu untuk bangkit dari keterpurukan, harapan disertai usaha dan senantiasa tawakal atas ketetapan Alloh SWT, merupakan  sikap yang tepat ditengah-tengah keprihatinan nasional. Harapan akan melahirkan aksi nyata dalam kehidupan sehari-hari untuk senantiasa berkontriubsi sesuai dengan kemampuan masing-masing dalam usaha menekan laju wabah.

Bagi kalangan mukmin ramadhan senantiasa diirindukan, selalu dinanti kehadirannya, bahkan berkah Alloh melalui ramadhan sudah mulai begitu terasa ditengah wabah covid-19, misalnya kuliner online, fashion online, bahwa masker cantik juga ada yang menawarkan. Meski harus berlapar dan dahaga, namun kemuliaan bulan ramadhan tak menyurutkan semangat beribadah puasa ummat muslim ditengah wabah covid-19 yang masih  belum jelas kapan berakhirnya.

Perasaan yang kurang nyaman dengan suasana yang belum menentu dan juga  cemas, harus dilawan dengan keyakinan yang mendalam bahwa, sesungguhnya musibah itu hakikatnya ujian bagi manusia yang beriman. Setiap manusia yang hidup di dunia ini akan diuji. Allah tidak akan membiarkan kita mengatakan bahwa kita telah beriman tanpa melalui proses ujian  Entah itu dengan kebahagiaan atau penderitaan. Hanya saja, yang membedakan adalah bagaimana seseorang itu mampu bersikap dengan ujian yang telah Allah berikan.

Oleh karena itu , kehidupan ini dipenuhi dengan ujian dari Alloh SWT, sesuatu yang tidak diuji tidak akan kelihatan mana yang  asli dan mana yang imitasi. Dibaratkan seumpama untuk menentukan emas yang tulen dan emas yang imitasi, jika manusia gagal maka itulah kualitas emas imitasi, berbeda yang berhasil melalui ujian bisa dikatakan kualitas emas tulen. Lebih lanjut bahwa orang beriman pasti akan diuji keimanannnya, sebagaimana firman Alloh SWT dal al-Qur’an surat al-Ankabut ayat 2-3. “Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?” Lalu bagaimana agar kita bisa memaksimalkan ibadah puasa Ramadhan di tengah wabah ?

Pertama, senantiasa menjaga kesehatan badan dengan istirahat cukup dan olah raga yang ringan-ringan serta mengkonsumsi makanan yang halalan thayyiban

Kedua, Sesungguhnya melaksanakan puasa ramadhan didasarkan pada  dalam al-qur’an surat al-Baqarah ayat 183 :  “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.  Dalil tersebut menjadi keyakinan dan memantapkan untuk mengusahakan agar dapat menjalankan puasa dengan sepenuh hati.

Ketiga,   Tetap produktif dengan memperbanyak kegiatan yang dapat meningkatkan sisi akademik dan religiusitas. Misalnya bagi para mahasiswa membaca buku-buku yang menunjang pendalaman materi kuliah, membaca dan menghafal qur’an dan hadist, membantu pekerjaan orang tua dirumah.

Keempat, memperbanyak amalan-amlan di bulan ramadhan misalnya shalat tarawih, membaca dan menghafal al-qur’an, bersedekah, membaca buku-buku Islami.  Bahwa adanya  kemuliaan bulan ramadhan karena didalamnya  keberkahan Alloh Swt berlimpah-limpah dan pahala ibadah dilipat gandakan dan penuh ampunan Alloh SWT Nabi saw bersabda: “Barangsiapa berpuasa di bulan Ramadhan dengan Iman dan berharap pahala dari Allah niscaya diampuni dosa-dosanya yang telah lalu”

Wallohu a’lam bishawab

Leave a Reply

Recent Comments

    Categories